Ibu
Nanie merupakan salah satu warga yang berhasil memberdayakan masyarakat di
tingkat kelurahan dalam mengembangkan kreasi motif batik Mangrove Pesisir
Wonorejo Surabaya. Beliau bersama masyarakat Kelurahan Wonorejo Timur yang
menjadi mitra binaannya, dia mencoba berinovasi dengan menciptakan batik
Mangrove. Ide awal dari usaha ini yakni ingin memanfaatkan potensi lingkungan
alam dan budaya Wonorejo. Cara warga mendekatkan diri dengan alam adalah dengan
mengenal potensi apa saja yang ada di lingkungan dan memahami bahwa potensi
lingkungan tidak boleh diabaikan tetapi harus dimanfaatkan dan dikembangkan
tanpa mengeksploitasinya, dengan demikian kita akan belajar untuk menghargai
lingkungan. Batik
Mangrove merupakan salah satu jenis batik tulis baru di Surabaya. Keistimewaan
batik mangrove dibandingkan dengan batik lainnya adalah dalam hal motif dan
proses pembuatan pewarna
Di Wonorejo sendiri setidaknya ada 17
pembatik. Ibu- ibu warga Wonorejo membatik hanya berdasarkan kemauan mereka.
Namun justru mereka tak henti melakukan eksperimen untuk berkreasi, sehingga
pengembangannya tampak nyata. Kini batik Mangrove sudah menghiasi berbagai
bentuk perlengkapan seperti taplak meja, sarung bantal hingga aneka pakaian.
Karena motif dasarnya Mangrove dengan segala biotanya, batik tersebut disebut
batik Mangrove. Dan kampung Wonorejo terutama di RW 07 itupun dinobatkan
sebagai kampung batik Mangrove. Berkali- kali kunjungan wisatawan maupun
pemerintahan selalu diarahkan ke kampung ini. Selain ingin mengetahui proses
membatik Mangrove, wisatawan juga tertarik untuk membeli dan mencoba
memasarkannya keluar kota. Kerap kali rumah para pembatik menjadi tempat jujuga
wisatawan. Pada salah satu penggeraknya ada yang memang didisplay batik
mangrove dalam berbagai bentuknya. Menurut salah satu pembatik Mangrove, mereka
membatik disela- sela kesibukan sehari- hari sebagai ibu rumah tangga atau
pekerja, tidak ada waktu khusus. Bahkan tidak ada waktu khusus. Bahkan tidak
ada pertemuan rutin untuk berkumpul bersama. Namun, diam- diam mereka telah
menghasilkan beragam produk batik mangrove yang siap untuk dipasarkan.
Batik hasil kreasi ibu- ibu warga
Wonorejo itupun diberi label Batik Tulis mangrove Pesisir Rungkut Surabaya.
Batik Mangrove sudah dikonsumsi para pejabat baik dilingkungan Dinas Provinsi
Jawa Timur maupun Dinas Pemerintahan Kota dan Kabupaten di Jawa Timur. Sehingga
batik Mangrove terkenal ke berbagai wilayah di Jawa Timur dan sekitarnya. Bahkan
oleh Dinas Koperasi, batik Mangrove sudah pernah diperkenalkan ke Singapura
untuk menjajaki pasar di negeri Merlion itu. Saat ini Batik Mangrove mempunyai
tempat workshop dan penjualan di rumah tinggal Ibu Nanie di Jalan Wonorejo Timur Blok B no.03 Rungkut,
Surabaya. Sesuai dengan keahlian yang dimiliki, akhirnya beliau mempunyai
kesempatan untuk mengikuti pelatihan, melalui Kementerian Perindustrian
Republik Indonesia di Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Balai Besar
Kerajinan dan Batik di Yogyakarta. Dengan pelatihan tersebut banyak manfaat
yang diperoleh sehingga beliau ingin mengembangkan ilmu yang beliau peroleh
sesuai dengan potensi yang dimiliki. Selain itu sebagai masyarakat Wonorejo
Rungkut ingin memperkenalkan kepada masyarakat luas bahwa daerah lokasi tempat
tinggal Ibu Nanie memiliki tempat wisata “Ekowisata Mangrove” beserta kerajinan
Batik Tulis “Mangrove Pesisir”, dimana hal tersebut dapat meningkatkan
kreatifitas masyarakat dan memajukan wilayah setempat khususnya Kota Surabaya.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking